Makassar, 8 November 2025, Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus mendesak langkah cepat dan terkoordinasi dari aparat penegak hukum terkait hilangnya seorang anak perempuan berusia empat tahun di kawasan Taman Pakui, Kota Makassar pada 2 November 2025 lalu.
Ketua Pemuda ICMI Sulsel, Dr. dr. Andi Alfian Zainuddin, M.KM menegaskan bahwa kasus ini bukan semata persoalan keluarga, tetapi menjadi alarm untuk mengevaluasi sistem perlindungan anak di ruang publik. Ia meminta agar aparat kepolisian memprioritaskan pencarian dan penyelidikan secara menyeluruh serta memberikan informasi yang transparan kepada publik.
“Kehilangan seorang anak bukan peristiwa biasa. Pemerintah harus hadir, cepat, dan tegas dalam menjamin keselamatan setiap anak,” tegas dr Andi Alfian sapaan akrabnya.
Pemuda ICMI Sulsel juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, aparat keamanan dan masyarakat dalam membangun sistem deteksi dini serta pengawasan di area publik.
Taman, ruang bermain, dan kawasan ramai pengunjung harus dilengkapi sarana keamanan memadai seperti CCTV aktif, penerangan cukup dan petugas pengawasan yang sigap.
Lebih lanjut, Pemuda ICMI Sulsel menyerukan agar kasus ini tidak berhenti di level simpati publik semata tetapi menjadi momentum untuk memperkuat regulasi dan mekanisme perlindungan anak di Kota Makassar secara khusus dan di Sulawesi Selatan secara umum.
“Kami mendorong Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar untuk segera mengevaluasi kebijakan keamanan di ruang publik dan melibatkan organisasi masyarakat dalam upaya perlindungan anak,” tambahnya.
Ketua Bidang Perempuan dan Anak Pemuda ICMI Sulsel, Andi Sri Wulandani Thamrin menambahkan, “Sebagai organisasi kepemudaan berbasis intelektual, Pemuda ICMI Sulsel berkomitmen untuk terus mengawal isu perlindungan anak melalui edukasi masyarakat dan advokasi kebijakan publik”, tutupnya.
