Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaKesehatan

BPOM Lakukan Pelayanan Jemput Bola, Dorong Kemandirian Industri Farmasi di Jawa Timur

112
×

BPOM Lakukan Pelayanan Jemput Bola, Dorong Kemandirian Industri Farmasi di Jawa Timur

Sebarkan artikel ini

Surabaya– Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung industri farmasi nasional melalui program jemput bola dalam pelayanan publik. Kali ini, BPOM kembali menggelar Kegiatan Intensifikasi Asistensi Regulatori Obat yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan dan kemandirian industri farmasi terhadap regulasi yang berlaku. Acara ini berlangsung pada 24-26 Februari 2025 di Hotel Four Points, Surabaya.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GPFI) Jawa Timur, perwakilan Industri Farmasi dan Lembaga Farmasi TNI, serta Pedagang Besar Farmasi (PBF). Melalui asistensi ini, BPOM berupaya memperkuat pemahaman pelaku usaha terhadap regulasi serta mendorong kemandirian produksi obat dan bahan obat dalam negeri yang aman, berkhasiat, dan bermutu.

Example 500x700

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Taruna Ikrar menegaskan bahwa pengawasan obat tidak hanya sebatas penegakan aturan, tetapi juga membangun kolaborasi yang erat antara regulator dan industri.

“BPOM hadir bukan hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai mitra industri dalam memastikan kepatuhan terhadap standar yang berlaku. Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan asistensi nyata agar industri farmasi nasional semakin mandiri dan kompetitif,” ujar Prof. Taruna.

Sebagai bagian dari upaya intensifikasi ini, BPOM juga memberikan sertifikat dan persetujuan regulasi kepada pelaku usaha yang telah memenuhi standar, di antaranya:

Sertifikat CPOB untuk fasilitas radiofarmaka, industri garam farmasi, dan industri farmasi lainnya.

Sertifikat CDOB untuk Pedagang Besar Farmasi (PBF) di Surabaya.

Persetujuan izin edar untuk Obat Inovatif dan Obat Generik yang telah lolos evaluasi.

Langkah BPOM ini mendapat apresiasi dari para pelaku usaha farmasi di Jawa Timur. Mereka menilai asistensi regulatori ini sangat membantu dalam memahami regulasi yang berlaku, sekaligus memperkuat daya saing industri farmasi nasional di kancah global.

Ke depan, BPOM berkomitmen untuk terus menjalin sinergi dengan pelaku usaha guna memastikan bahwa obat yang beredar di Indonesia tidak hanya memenuhi standar keamanan, khasiat, dan mutu, tetapi juga mampu berkontribusi terhadap kemandirian farmasi nasional.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *