JAKARTA – Dalam semesta ikhtiar menjaga kehidupan, langkah kecil yang dilandasi keikhlasan bisa menjadi gerakan besar bagi kemaslahatan umat. Inilah yang menjadi semangat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Taruna Ikrar—menghadirkan Green Laboratory pertama di Indonesia, sebagai bentuk ibadah intelektual sekaligus pengabdian ekologis.Menjaga Kesehatan Bangsa, Melestarikan Alam Semesta ujar taruna kamis /26 Juni 2025.
“Laboratorium adalah tulang punggung pengawasan obat dan makanan, dan sekarang juga menjadi jantung dari kesadaran lingkungan,” ujar Taruna Ikrar dalam pernyataan resmi di Jakarta.
Sebagai lembaga strategis yang memastikan kualitas, keamanan, dan mutu produk yang dikonsumsi masyarakat, BPOM tak hanya berbicara soal laboratorium yang akurat dan modern. Lebih dari itu, BPOM menjelma menjadi penjaga bumi, menyelaraskan ilmu dengan iman, teknologi dengan tanggung jawab spiritual.
“Kita bukan hanya dititipkan bumi ini, tapi diminta bertanggung jawab atasnya. Maka, menerapkan prinsip Green Laboratory adalah bagian dari ibadah yang berdimensi lingkungan,” ungkap Taruna Ikrar dengan nada yang sarat makna.
Green Laboratory: Dari Langit ke Bumi, Dari Hati ke Aksi. Penerapan Green Laboratory bukan sekadar simbol. Ia adalah ikhtiar nyata, mengakar dari hati para insan laboratorium yang bekerja bukan hanya dengan prosedur, tapi juga dengan kesadaran spiritual. Langkah ini sejalan dengan amanat perundang-undangan nasional serta komitmen Indonesia dalam Sustainable Development Goals (SDGs)—khususnya tujuan menjaga ekosistem, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan efisiensi energi dalam sistem produksi dan pengawasan.
Sebagai bentuk konkret, BPOM menginisiasi Lomba Penerapan Green Laboratory yang bukan sekadar ajang kompetisi, tapi wadah transformasi budaya kerja—dari yang biasa menjadi luar biasa, dari yang formal menjadi fungsional sekaligus spiritual.
Taruna Ikrar mengajak seluruh satuan kerja laboratorium BPOM untuk menyambut momentum ini sebagai panggilan perubahan.
“Green Laboratory bukan proyek sesaat, tapi strategi panjang untuk memastikan laboratorium BPOM bukan hanya berkelas dunia, tapi juga berkelas surga karena dijalankan dengan amanah dan tanggung jawab terhadap alam.”
Lima Nominator, Satu Inspirasi
Dari puluhan laboratorium BPOM di seluruh Indonesia, lima balai terpilih sebagai nominasi utama Green Laboratory, yaitu:
Balai Besar POM Jakarta (Juara Umum),
Balai POM Banjarbaru, Balai POM Mataram, Balai POM Medan,Balai POM Palangkaraya
Laboratorium yang berhasil menerapkan prinsip-prinsip hijau ini tidak hanya layak diapresiasi, tapi juga menjadi percontohan nasional bagi seluruh satuan kerja BPOM untuk direplikasi secara menyeluruh.
Langkah BPOM ini mengajarkan bahwa teknologi, inovasi, dan keberlanjutan bukanlah konsep kosong. Ia bisa menjadi ladang amal, jika dilakukan dengan niat yang lurus dan manfaat yang luas. Di tengah dunia yang terus berubah, BPOM hadir sebagai penjaga bukan hanya kesehatan manusia, tapi juga kesehatan bumi—karena keduanya saling menghidupi.
“Semoga setiap reaksi kimia yang terjadi di laboratorium BPOM menjadi saksi bahwa kita pernah merawat bumi dengan ilmu dan cinta,” pungkas Taruna Ikrar, dengan mata yang tak hanya menatap masa depan, tapi juga menembus ke langit nilai-nilai abadi.