Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Reaktualisasi  Kader HMI Sebagai Insan cita ; Refleksi 78 Tahun HMI

55
×

Reaktualisasi  Kader HMI Sebagai Insan cita ; Refleksi 78 Tahun HMI

Sebarkan artikel ini

Oleh : Nuzri isla (Fungsionaris Kahmi sulsel)

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, genap berusia 78 tahun.  Usia yang matang, sarat pengalaman, dan telah melahirkan kader-kader terbaik bangsa. Namun, di tengah arus deras perubahan zaman, khususnya era digital yang penuh disrupsi, HMI perlu melakukan introspeksi dan reaktualisasi kader secara komprehensif.  Bukan sekadar nostalgia akan masa lalu, melainkan membangun jembatan menuju masa depan yang lebih relevan dan berdampak.

Example 500x700

HMI lahir dengan semangat menggabungkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.  Tujuan mulia ini, yakni  “Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi, Yang bernafaskan Islam dan Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur Yang Diridhoi Allah Subhanallah Wata’ala,”  harus tetap menjadi kompas penunjuk arah.  Namun,  implementasinya di era Society 5.0 membutuhkan strategi baru.  Tradisi intelektual yang menjadi ciri khas HMI,  yang dulu begitu kuat,  terlihat mulai memudar.  Kader HMI,  yang seharusnya menjadi agen perubahan,  terkadang terjebak dalam zona nyaman dan apatis terhadap permasalahan sosial.

Tantangan era digital tidak bisa diabaikan.  Perkembangan teknologi informasi, kecerdasan buatan (AI), dan big data menuntut kader HMI untuk memiliki kemampuan adaptasi dan literasi digital yang mumpuni.  Bukan hanya menguasai teknologi, tetapi juga mampu memanfaatkannya untuk memperkuat gerakan intelektual dan pengabdian masyarakat.  HMI harus mampu menjadi organisasi yang adaptif,  mampu memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan dakwah dan pengorganisasian.

Reaktualisasi kader HMI bukan sekadar pembaruan pengetahuan dan keterampilan.  Lebih dari itu,  ini adalah proses transformasi mentalitas dan karakter.  Penguatan nilai-nilai integritas,  kejujuran,  kepedulian sosial,  dan tanggung jawab merupakan fondasi penting.  Program kaderisasi harus dirancang secara sistematis,  mencakup pelatihan kepemimpinan,  peningkatan kemampuan analisis dan pengambilan keputusan,  serta penguatan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.

Metode reaktualisasi dapat dilakukan melalui berbagai cara; pelatihan dan pendidikan formal,  workshop dan seminar tematik,  pertemuan dan diskusi,  penugasan lapangan,  hingga pemanfaatan platform digital untuk pembelajaran dan kolaborasi.  Evaluasi dan umpan balik yang berkala juga krusial untuk memastikan efektivitas program.  Kolaborasi dengan berbagai pihak,  baik akademisi,  praktisi,  maupun organisasi masyarakat,  dapat memperkaya proses kaderisasi.

HMI memiliki potensi besar untuk menjadi organisasi yang tetap relevan dan berpengaruh di era modern.  Reaktualisasi kader bukanlah sekadar upaya mempertahankan eksistensi,  melainkan komitmen untuk terus berkontribusi dalam membangun peradaban bangsa.  Dengan revitalisasi tradisi intelektual dan adaptasi terhadap perkembangan zaman,  HMI dapat kembali menjadi wadah pembinaan kader-kader intelektual muslim yang profesional,  berintegritas,  dan berdedikasi tinggi dalam membangun Indonesia yang adil dan makmur.  Semoga HMI terus jaya dan menjadi pelopor perubahan yang positif bagi bangsa.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Opini

dr.Dewi Setiawati Dosen FKIK UIN Alauddin Makassar Panjang…