Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Berita

Orasi Ilmiah Kurikulum Cinta Warnai Wisuda STAI DDI Maros

66
×

Orasi Ilmiah Kurikulum Cinta Warnai Wisuda STAI DDI Maros

Sebarkan artikel ini

Makassar -, 20 September 2025 – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DDI Maros kembali mencetak sejarah dengan melaksanakan wisuda sarjana yang diikuti oleh 77 mahasiswa bertempat di Hotel Dalton,Jln Perintis Kemerdekaan Makassar,Sabtu (20/9).

Wisuda dihadiri oleh sejumlah tokoh penting daerah dan nasional, menandai momentum akademik sekaligus spiritual bagi civitas akademika dan keluarga besar DDI.

Example 500x700

Hadir dalam wisuda tersebut Wakil Bupati Maros, Sekretaris Pengurus Besar DDI Prof. Dr. Fatmawati, S.Ag., M.Ag., Dr. Nur Taufik Sanusi, Lc., M.Ag. yang juga Sekretaris Kopertais Wilayah VII, Ketua Komisi II DPRD Maros Marjan Massere, S.Pd., M.Pd. yang juga Ketua Yayasan STAI DDI Maros, Kepala Kemenag Kabupaten Maros Dr. H. Muhammad, Ketua MUI Kabupaten Maros, jajaran Pengurus Daerah DDI Maros, serta para orang tua wisudawan.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Maros menyampaikan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap pengembangan STAI DDI Maros. Ia mengumumkan bantuan sebesar Rp1 miliar untuk pembangunan fasilitas belajar, dan berjanji akan menambah anggaran pada tahun mendatang apabila disetujui DPRD melalui Komisi II.

Ketua STAI DDI Maros, Muhammad Azmi, S.Pd., M.Pd., serta Dr. Nur Taufik Sanusi dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris Kopertais, turut memberikan sambutan. Keduanya menekankan pentingnya pendidikan berbasis akhlak mulia agar lulusan tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berkarakter.

Puncak acara diwarnai dengan orasi ilmiah dari Prof. Dr. Fatmawati, S.Ag., M.Ag. berjudul “Kurikulum Cinta sebagai Fondasi Kesarjanaan Humanis-Transformatif”. Dalam pidatonya, Prof. Fatmawati menekankan bahwa cinta bukan sekadar gagasan romantis, tetapi fondasi peradaban dan kesarjanaan sejati. Kurikulum Cinta, menurutnya, berlandaskan lima prinsip utama (Pancinta): cinta kepada Allah, cinta kepada diri dan sesama, cinta kepada ilmu, cinta kepada lingkungan, dan cinta kepada bangsa.

“Tanpa cinta, ilmu kehilangan makna dan pendidikan kehilangan arah. Dengan cinta, sarjana bukan hanya berilmu, tetapi juga membawa cahaya perubahan bagi masyarakat,” ungkapnya.

Sejalan dengan itu, Prof. Fatmawati juga mengutip pesan pendiri besar DDI, AG. H. Abdurrahman Ambo Dalle, yang menegaskan bahwa “Akhlak adalah mahkota ilmu”. Menurut beliau, setinggi apa pun pencapaian akademik seseorang, tanpa akhlak ilmu akan gersang dan tidak berbuah kebaikan. Pesan ini menjadi pengingat agar para sarjana DDI tidak hanya mengejar kecerdasan intelektual, tetapi juga menjunjung akhlak mulia dalam setiap kiprah hidupnya.

Wisuda kali ini berlangsung penuh khidmat, diiringi suasana haru dari para orang tua dan keluarga yang turut menyaksikan putra-putri mereka resmi menyandang gelar sarjana. Acara ditutup dengan doa bersama, menandai langkah baru bagi para lulusan untuk mengabdi kepada masyarakat dengan ilmu, cinta, dan akhlak.

Irfan Suba Raya

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *