Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Berita

Mahasiswa Farmasi Unhas Kembangkan Inovasi Neuroprotektif Alzheimer dari Buah Merah

35
×

Mahasiswa Farmasi Unhas Kembangkan Inovasi Neuroprotektif Alzheimer dari Buah Merah

Sebarkan artikel ini

Makassar, Sulawesi Selatan – Kabar baik datang dari Universitas Hasanuddin (Unhas)! Sekelompok mahasiswa Fakultas Farmasi yang tergabung dalam tim REDALPHA berhasil menciptakan inovasi menjanjikan sebagai kandidat neuroprotektif untuk terapi penyakit Alzheimer. Inovasi ini memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, yaitu buah merah.

Tim REDALPHA beranggotakan Rindy Aulia Septriasa.W, Nur Asia Rahman, Putri Auliyah, Muh. Aidil Arfianyah A. R., dan Gabriel Chandrawan. Mereka dibimbing oleh Apt. Afdil Viqar Viqhi, S.Si., M.Si. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa – Riset Eksakta (PKM-RE), mereka meneliti potensi buah merah sebagai sumber alami senyawa α-tokoferol, yang dikenal memiliki aktivitas antioksidan dan pelindung saraf.

Example 500x700

Fokus utama penelitian ini adalah pengembangan sistem penghantaran obat yang inovatif. Mereka menciptakan nanostructured lipid carriers (NLCs) yang dikombinasikan dengan ion responsive in situ gel (IRISG-NLCs). Kombinasi ini diharapkan dapat meningkatkan penyerapan dan efektivitas α-tokoferol dalam melindungi sel-sel otak.

“Kami melihat buah merah sebagai potensi besar yang belum banyak dieksplorasi. Kandungan α-tokoferolnya sangat menjanjikan untuk melindungi saraf dari kerusakan,” ujar Rindy Aulia Septriasa.W, ketua tim REDALPHA.

Penelitian ini mendapatkan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Belmawa, serta Universitas Hasanuddin. Proses riset intensif dilakukan selama empat bulan, dimulai sejak Juli 2025, di berbagai laboratorium Fakultas Farmasi Unhas. Laboratorium yang terlibat meliputi Farmakognosi, Fitokimia, Farmasetika, Biofarmasi, Farmakologi, dan Toksikologi.

Penyakit Alzheimer merupakan tantangan kesehatan global yang serius, dengan lebih dari 55 juta penderita di seluruh dunia. Terapi yang ada saat ini, seperti terapi berbasis antibodi monoklonal, dinilai masih memiliki keterbatasan karena biaya yang tinggi dan risiko efek samping. Tim REDALPHA berupaya menghadirkan alternatif terapi yang lebih aman, efektif, dan terjangkau melalui pemanfaatan bahan alam Indonesia.

Tahapan penelitian meliputi ekstraksi buah merah, analisis kandungan α-tokoferol menggunakan LC-MS (Liquid Chromatography-Mass Spectrometry), pembuatan serta karakterisasi NLCs, hingga formulasi gel ion responsif. Hasil uji awal menunjukkan bahwa sistem IRISG-NLCs berpotensi efektif menghantarkan α-tokoferol melalui rute intranasal (melalui hidung). Hal ini memungkinkan α-tokoferol langsung menuju otak dan melindungi sel saraf dari kerusakan akibat penumpukan plak beta-amiloid, yang merupakan penyebab utama Alzheimer.

“Kami sangat antusias dengan hasil awal ini. Meskipun masih perlu penelitian lebih lanjut, kami optimis bahwa inovasi ini dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam pengembangan terapi Alzheimer berbasis bahan alam Indonesia,” tambah Apt. Afdil Viqar Viqhi, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing.

Melalui inovasi ini, tim REDALPHA berharap riset mereka dapat memberikan kontribusi nyata dalam penelitian kesehatan global, khususnya dalam menemukan solusi untuk penyakit Alzheimer. Mereka juga berharap dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berinovasi dan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan kesehatan.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *