Madrid, 26 Mei 2025 – Keterlibatan Indonesia dalam forum-forum global untuk menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina merupakan amanat konstitusi yang mendapat perhatian khusus dari Presiden Prabowo Subianto. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Tamsil Linrung menyikapi pertemuan strategis Madrid Group di Madrid, Spanyol.
“Saat ini saya masih di Madrid. Pekan lalu, saya memimpin delegasi DPD bertemu dengan Ketua Parlemen Spanyol Mr. Pedro Rollan Ojeda. Kami sampaikan bahwa Indonesia terinspirasi dan mengapresiasi sikap politik pemerintah dan rakyat Spanyol yang sangat aktif mendukung kemerdekaan Palestina,” ujar Tamsil dalam keterangannya di Madrid, Senin (26/5)
Menurut Tamsil, pertemuan tingkat tinggi Madrid Group yang melibatkan negara-negara Eropa, Arab dan Islam tersebut, menjadi panggung solidaritas global untuk menegaskan hak rakyat Palestina atas kemerdekaan yang telah lama diperjuangkan.
“Kita melihat tekanan kepada Israel semakin meluas, dan hal itu datang dari Eropa yang selama ini dianggap mendukung mereka. Ini indikasi kuat, bahwa dukungan dari sekutu tradisional Israel mulai terkikis. Eropa kini merasa lebih bebas mengekspresikan jalan politiknya tanpa didikte,” terang Tamsil menyikapi pergeseran geopolitik yang signifikan.
Ia menambahkan, bahwa kumandang Palestina merdeka dari bumi Andalusia bukan sekadar seruan diplomatik, melainkan bahasa solidaritas kemanusiaan yang melampaui identitas kebangsaan. Solidaritas yang terus menguat di Eropa, menjadi titik terang harapan panjang rakyat Palestina untuk memperoleh hak-hak dasar mereka sebagai bangsa yang merdeka.
Tamsil menilai pertemuan Madrid Group menjadi tonggak sejarah yang memperkuat tekanan internasional terhadap Israel untuk menghentikan serangan di Gaza. Spanyol, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Pedro Sanchez, tampil sebagai juru bicara utama kemerdekaan Palestina. Negeri Matador ini berhasil mengkonsolidasikan dukungan dari negara-negara Eropa. “Baru-baru ini, bahkan Prancis, Inggris, dan Kanada muncul menekan Israel untuk mendorong solusi dua negara,” imbuhnya.
Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, menegaskan peran strategisnya. Saat dijamu oleh Ketua Parlemen Spanyol Pedro Rollan Ojeda, Tamsil menyampaikan sikap konstitusional Indonesia yang konsisten mendukung Palestina sebagaimana sikap itu juga disuarakan lantang oleh Spanyol.
“Kehadiran Indonesia di Madrid adalah pengingat bahwa solidaritas terhadap Palestina adalah isu kemanusiaan universal yang melampaui batas geografis, agama, dan budaya. Partisipasi dalam berbagai langkah mendukung Palestina, memperkuat posisi Indonesia sebagai jembatan antara dunia Islam dan komunitas internasional,” katanya.
Menurut Tamsil, dukungan global terhadap kemerdekaan Palestina semakin menguat, terutama di Eropa. “Kita lihat saja di survei-survei. Menurut YouGov pada Desember 2023, mayoritas masyarakat Eropa mendukung solusi dua negara. Ada juga survei lain dari Elcano Royal Institute, tercatat sebanyak 78% responden di Spanyol mendukung pengakuan resmi Palestina sebagai negara merdeka,” ungkap Tamsil menyoroti perubahan paradigma masyarakat global.
Ia memandang solidaritas warga dunia lintas negara yang kian tak terbendung, telah menjelma sebagai gerakan sosial yang memengaruhi sikap politik pemerintah. “Perubahan sikap masyarakat Spanyol juga mencolok. Saat ini 63% responden menyalahkan Israel atas konflik, naik signifikan dari 35% pada 2016,” terangnya.
Tamsil menerangkan bahwa masyarakat dunia semakin memahami akar konflik, yaitu pendudukan dan pelanggaran hak asasi manusia. Narasi pro-Palestina yang kini menguat, mencerminkan empati mendalam terhadap penderitaan rakyat Palestina. Dukungan dunia tersebut menjadi kekuatan penekan yang mendorong langkah progresif di panggung internasional.
Tamsil mendorong agar Indonesia terus pro aktif menggalang kekuatan negara-negara di kawasan Asia. Apalagi, pertemuan Madrid Group ditengarai sebagai persiapan untuk konferensi PBB di New York yang bertujuan mempertegas gagasan solusi dua negara dan pengakuan internasional terhadap Palestina.
“Indonesia, dengan pengalaman diplomasi multilateralnya, harus berperan lebih luas memfasilitasi dialog internasional untuk mencapai tujuan ini. Generasi muda juga harus dilibatkan melalui pendidikan dan media sosial untuk menyebarkan narasi anti kolonialisme,” tambahnya.
Meski deklarasi Madrid adalah langkah maju, tantangan untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina tetap besar. Tamsil menekankan perlunya langkah konkret, seperti mekanisme perdamaian inklusif dan penghentian pelanggaran hak asasi manusia di wilayah pendudukan.
“Dari bumi Andalusia, suara keadilan telah dikumandangkan, obor kemanusiaan telah dinyalakan. Tugas kita adalah memastikan suara ini terus bergaung hingga cita-cita kemerdekaan Palestina menjadi nyata,” pungkas Tamsil dengan penuh keyakinan.