Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Berita

Tragedi Kekerasan terhadap Guru: Alarm Krisis Akhlak Bangsa

524
×

Tragedi Kekerasan terhadap Guru: Alarm Krisis Akhlak Bangsa

Sebarkan artikel ini

Oleh : Dr.Jumadi Al Bimawi (Sekertaris Komite Dakwa MUI Sulsel)

Makassar – Belakangan ini, masyarakat Sulawesi Selatan dikejutkan oleh kasus kekerasan terhadap guru yang dilakukan oleh siswa, kejadian ini juga pernah terjadi dibeberapa titik di Indonesia.

Example 500x700

Peristiwa sangat memilukan dan ini bukan sekadar insiden biasa, tetapi alarm keras bahwa bangsa kita sedang menghadapi krisis akhlak yang kian nyata. Guru sebagai Obor yang mengusir kegelapan/kebodohan manusia yang seharusnya dimuliakan sebagai pendidik dan pembimbing generasi, justru menjadi korban kekerasan fisik, psikis dll. Hal ini tentu tidak bisa dianggap sepele, sebab menyangkut masa depan pendidikan dan martabat bangsa.

Dalam ajaran Islam guru memiliki kedudukan mulia, Rasulullah SAW dikenal sebagai mu’allim atau pengajar umat yang menuntun manusia dengan akhlak luhur. Al-Qur’an menegaskan pentingnya menghormati orang berilmu sebagaimana di jelaskan dalam Qs Al Mujadalah: 11.
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
Terjemahan: Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Begitu pula sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah, para malaikat, penghuni langit dan bumi, bahkan semut di dalam lubangnya dan ikan di lautan, semuanya bershalawat (mendoakan kebaikan) bagi orang yang mengajarkan ilmu kepada manusia.” (HR. Tirmidzi). Berdasarkan Hadis tersebut menunjukkan bahwa menghormati guru sejatinya adalah bagian dari menghormati ilmu dan iman.

Dalam konteks kearifan lokal Masyarakat Bugis-Makassar, nilai siri’ na pacce (harga diri dan empati) menekankan pentingnya menjaga kehormatan orang lain, terlebih lagi seorang pendidik. Maka tindakan kekerasan terhadap guru jelas bertentangan, baik dengan ajaran agama maupun budaya bangsa.

Kasus ini menunjukkan adanya problem mendasar yang perlu segera diatasi. Pertama, menurunnya penghormatan terhadap guru di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Kedua, lemahnya pendidikan akhlak di rumah, yang seharusnya menjadi fondasi adab anak sebelum memasuki dunia pendidikan formal. Ketiga, derasnya arus digital dan media sosial sering membuat generasi muda kehilangan teladan positif dan cenderung terjebak dalam budaya instan, emosional, bahkan kekerasan.

Kejadian ini seharusnya menjadi momentum bagi semua pihak, orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah untuk kembali menekankan pentingnya pendidikan akhlak untuk menghormati ilmu dan pendidik. Akhirnya, tragedi kekerasan terhadap guru harus dijadikan bahan refleksi Bersama dan tidak boleh membiarkan kasus serupa terulang, sebab runtuhnya marwah guru berarti runtuh pula pilar pendidikan bangsa.

Irfan Suba Raya

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *