Pangkep, 29 Juli 2025 – Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung, kembali menegaskan bahwa nilai-nilai luhur Pancasila bukan sekadar hafalan atau doktrin kosong, melainkan harus hidup dan hadir dalam setiap kebijakan negara. Hal ini ia sampaikan dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar di Aula Politani Pangkep pada Selasa, 29 Juli 2025.
Di hadapan civitas akademika dan para mahasiswa, Tamsil menyampaikan bahwa Pancasila lahir untuk memanusiakan manusia. Menurutnya, ketika kita berbicara tentang kemanusiaan, maka seluruh sila dalam Pancasila semestinya diterjemahkan ke dalam tindakan nyata yang berpihak pada rakyat, terutama mereka yang paling membutuhkan kehadiran negara.

Sila kelima, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, menurut Tamsil, tidak bisa hanya menjadi slogan. Ia mencontohkan langkah Presiden Prabowo Subianto saat ini yang mencoba menghadirkan keadilan sosial melalui berbagai program yang menyentuh kebutuhan dasar rakyat. Salah satunya adalah program Makan Siang Bergizi Gratis yang menyasar anak-anak sekolah.
Tamsil menekankan bahwa program tersebut bukan sekadar kebijakan teknis, melainkan perwujudan nilai kemanusiaan dan keadilan sosial yang diamanatkan Pancasila. Negara tidak boleh absen dari dapur rakyat. Ketika anak-anak dari keluarga kurang mampu bisa makan layak dan bergizi, maka di situlah Pancasila betul-betul diterapkan.
Dalam konteks ini, Tamsil mengajak seluruh elemen bangsa, terutama generasi muda dan dunia akademik, untuk tidak hanya memahami Pancasila sebagai ideologi, tetapi juga memperjuangkannya agar hidup dalam sistem dan kebijakan. Sosialisasi seperti ini, menurutnya, adalah bagian dari ikhtiar menjaga api semangat Pancasila tetap menyala di tengah arus zaman.
Tamsil juga menyoroti bahwa pada tahun politik, nilai-nilai Pancasila rawan diseret dalam retorika tanpa implementasi. Ia mengingatkan agar seluruh pihak, terutama para pemangku kebijakan dan elite politik, tidak menjadikan Pancasila sebagai alat legitimasi semata. “Pancasila bukan alat kampanye. Ia adalah kompas moral dan arah pembangunan bangsa,” ujarnya tegas di hadapan peserta sosialisasi yang hadir.
Menutup paparannya yang berlangsung hingga siang hari, Tamsil berharap agar ruang-ruang akademik seperti Politani Pangkep menjadi benteng utama bagi pembelaan terhadap nilai-nilai dasar bangsa. Ia menyebut kampus sebagai laboratorium peradaban yang mesti menghasilkan insan-insan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dalam memperjuangkan keadilan sosial.