Jakarta, 25 April 2025 — Menyambut peringatan Hari Buruh Internasional (Mayday), sebanyak 60 organisasi buruh dari berbagai konfederasi dan federasi nasional mendatangi Gedung DPD RI untuk menghadiri Rapat Dengar Pendapat bersama Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung. Kehadiran mereka membawa semangat perjuangan dan harapan akan lahirnya regulasi ketenagakerjaan yang lebih adil dan berpihak pada buruh.
Dalam sambutannya, Tamsil Linrung menegaskan bahwa kaum buruh adalah nadi pembangunan nasional yang selama ini sering kali diabaikan. Ia menyebut bahwa putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 168/PUU-XXI/2023, yang mengabulkan sebagian besar gugatan atas UU Cipta Kerja, adalah momentum penting untuk mengembalikan arah kebijakan ketenagakerjaan ke jalur yang adil dan manusiawi.
“Putusan MK adalah angin segar yang harus kita sambut dengan keseriusan. Jangan sampai momentum ini berubah menjadi angin ribut karena tidak melibatkan buruh dalam penyusunan kebijakan,” tegasnya.
Tamsil mengajak seluruh serikat buruh untuk aktif memberi masukan terhadap revisi UU Ketenagakerjaan yang diwajibkan MK disusun dalam waktu dua tahun secara terpisah dari UU Cipta Kerja. Ia menegaskan bahwa DPD RI siap menjadi rumah bersama dalam memperjuangkan aspirasi buruh di tingkat kebijakan.
Di tengah dinamika global, Tamsil juga menyinggung dampak perang dagang yang berpotensi menyebabkan gelombang PHK di sektor ekspor, seperti tekstil, garmen, dan kelapa sawit. Namun, ia menekankan bahwa tantangan global ini dapat menjadi peluang untuk memperkuat industri dalam negeri dan mendorong buruh menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi nasional.
“Buruh tidak boleh hanya menjadi korban ketidakpastian global. Ini saatnya mereka berdiri sebagai pilar utama kemandirian bangsa,” ujarnya.
Tamsil juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Presiden Prabowo Subianto terhadap buruh melalui program Asta Cita, yang memprioritaskan kesejahteraan pekerja, pelatihan vokasi nasional, serta program makan bergizi gratis bagi anak-anak sekolah.
“Keberpihakan Presiden terhadap buruh adalah lentera di tengah perjuangan panjang kita,” tambahnya.
Rapat ini ditutup dengan seruan semangat dari Tamsil: “Hidup Buruh! Merdeka! Allahu Akbar!”, disambut gemuruh para peserta yang hadir dengan penuh optimisme menyambut masa depan pekerja Indonesia yang lebih adil dan bermartabat.