Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Berita

Maulid Internasional Al-Markaz: Dari Dakwah Simbolik hingga Seruan Stop Kawin Anak

13
×

Maulid Internasional Al-Markaz: Dari Dakwah Simbolik hingga Seruan Stop Kawin Anak

Sebarkan artikel ini

Makassar, 28 September 2025 – Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. di Masjid Al-Markaz Al Islami Jenderal M Yusuf , Ahad (28/9), berlangsung khidmat dan sarat pesan moral. Acara ini digelar oleh Yayasan Islamic Center Al-Markaz Al Islami melalui Badan Pemberdayaan Ummat (BPU) bekerja sama dengan Pengurus Muslimat NU Wilayah Sulawesi Selatan.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan lomba Ka’do Minynya’ se-Kota Makassar yang memeriahkan suasana. Kemudian hadirin disuguhkan lantunan shalawat dan pembacaan barazanji dalam empat bahasa—Arab, Bugis, Makassar, dan Indonesia—oleh Tim Barazanji Muslimat NU Kota Makassar dan Muslimat NU Sulsel, menghadirkan nuansa kebersamaan lintas budaya.

Example 500x700

Yang menarik, maulid kali ini serasa seperti maulid internasional. Acara turut dihadiri tamu dari Malaysia serta dua perempuan Muslim Australia, Mr. Bryna dan Ms. Anjum, yang memberikan warna tersendiri pada peringatan tersebut.

Sambutan disampaikan oleh Ketua Umum BPU, Prof. Dr. Ir. Hj. A. Majdah M. Zain, M.Si., yang menekankan nilai persatuan dalam peringatan maulid. Sekretaris Jenderal Yayasan Al-Markaz, H. Arman Arfah, SE., menambahkan apresiasi atas peran organisasi keagamaan dalam menjaga dan menghidupkan tradisi Islam yang sarat makna.

Puncak acara adalah tausiah hikmah maulid oleh Ketua Harian BPU Al-Markaz sekaligus pengurus Muslimat NU Sulsel, Prof. Dr. Fatmawati, S.Ag., M.Ag. Dalam uraian yang menggetarkan, Fatmawati—akrab disapa Hilal—menegaskan bahwa peringatan maulid sejatinya adalah dakwah simbolik. “Tradisi maulid bukan hanya seremonial, melainkan ruang budaya yang menyampaikan pesan dakwah. Di dalamnya kita diajak meneladani akhlak Rasulullah, terutama dalam cara beliau memuliakan perempuan dan anak,” ungkapnya.

Lebih jauh, Fatmawati dengan lantang menyerukan penghentian praktik perkawinan anak. “Jika kita ingin mewujudkan generasi emas 2045, maka hentikan kawin anak. Rasulullah telah memberi teladan agung bagaimana memperlakukan perempuan dan anak dengan kelembutan serta penghormatan,” tegasnya.

Ceramah yang diselingi lantunan shalawat penuh haru ini semakin menguatkan makna maulid sebagai peristiwa spiritual, budaya, sekaligus sosial. Peringatan Maulid Nabi di Al-Markaz tahun ini menegaskan bahwa warisan Rasulullah tidak berhenti pada ritual, tetapi menginspirasi perubahan nyata dalam membangun masyarakat berakhlak mulia dan berperadaban.

Irfan Suba Raya

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *