Jeneponto, Sulawesi Selatan – Mahasiswa Posko 18 Praktik Belajar Lapangan III (PBL III) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) berhasil mengubah perilaku masyarakat Desa Pallantikang, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, dalam pengelolaan sampah organik. Hal ini terungkap dalam evaluasi program pelatihan metode Takakura yang dilaksanakan pada Selasa, 24 Juni 2025.
Program pelatihan metode Takakura, yang merupakan kelanjutan dari pelatihan pembuatan pupuk kompos sebelumnya, bertujuan meningkatkan kesadaran dan keterampilan warga dalam mengolah sampah rumah tangga. Evaluasi yang dilakukan berupa pengisian lembar observasi dan wawancara terhadap tujuh perempuan peserta pelatihan, menunjukkan hasil yang signifikan.
Sebelum pelatihan, yang dilaksanakan pada Januari 2025, seluruh peserta mengaku sama sekali tidak mengenal metode Takakura. Namun, setelah mengikuti pelatihan dan bimbingan dari mahasiswa FKM Unhas, mereka kini mampu mengolah sampah organik menjadi kompos berkualitas menggunakan keranjang Takakura.
“Kami sangat senang melihat perubahan perilaku yang terjadi,” ujar Muhammad Irsyad Izam, perwakilan Posko 18 yang memandu evaluasi tersebut. “Mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.”
Salah satu peserta, Bu Rasiah, bahkan mengaku telah memanfaatkan kompos hasil olahannya untuk menanam jagung. Hal ini membuktikan keberhasilan program dalam mendorong pemanfaatan berkelanjutan dari teknologi sederhana yang telah diajarkan.
Evaluasi yang berlangsung di Kantor Desa Pallantikang selama satu jam tersebut, menunjukkan bahwa proses pembusukan sampah dalam keranjang Takakura berjalan optimal. Para peserta mampu menyimpan dan memelihara keranjang tersebut dengan baik.
Keberhasilan program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-12 tentang “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab”. Program ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah organik dapat dimulai dari skala rumah tangga, dengan dukungan pemerintah desa dan partisipasi aktif warga.
Mahasiswa FKM Unhas berharap hasil evaluasi ini dapat menjadi contoh penerapan intervensi berbasis masyarakat yang efektif dalam pengelolaan sampah. Mereka menekankan pentingnya komitmen bersama untuk mewujudkan lingkungan desa yang lebih sehat dan lestari. Keberhasilan di Desa Pallantikang diharapkan dapat direplikasi di desa-desa lain di Kabupaten Jeneponto dan sekitarnya.