Makassar, 9 April 2025 – Maegadata.id lembaga pemantau media online dan media sosial yang berbasis di Makassar, resmi merilis hasil pemantauan pemberitaan seputar Pemerintah Kota Makassar selama bulan Maret 2025. Laporan ini menjadi gambaran awal yang signifikan terhadap dinamika opini publik dan citra kepemimpinan di tingkat pemerintahan kota.
Menurut Anwar Abugaza, Founder Maegadata.id, data diperoleh melalui teknik web crawling terhadap seluruh portal berita yang terindeks dalam Google News. “Selama periode 1 hingga 31 Maret 2025, kami berhasil mengumpulkan sebanyak 861 artikel dari 92 media daring nasional maupun lokal yang menyebutkan kata kunci terkait Pemkot Makassar,” ujarnya. Seluruh data kemudian dianalisis menggunakan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengukur persepsi publik melalui klasifikasi sentimen.
Salah satu temuan menonjol dalam laporan tersebut adalah sorotan terhadap sosok Munafri Arifuddin, pemimpin baru di lingkungan Pemerintah Kota Makassar. Berdasarkan analisis sentimen, pemberitaan terkait dirinya menunjukkan distribusi sebagai berikut: 65% bersentimen positif, 30% netral, dan hanya 5% mengandung sentimen negatif atau kritis.
Sentimen positif yang tinggi ini dikaitkan dengan gaya kepemimpinan Munafri yang dinilai tanggap, progresif, serta komunikatif. Media menggambarkannya sebagai figur yang cepat merespons kebutuhan warga dan aktif mendorong berbagai inisiatif reformasi di internal birokrasi.
“Dominasi sentimen positif terhadap Munafri Arifuddin mengindikasikan adanya harapan besar dari masyarakat terhadap gaya kepemimpinan yang lebih terbuka, efisien, dan berorientasi pada pelayanan publik,” lanjut Anwar Abugaza.
Meskipun disambut dengan citra positif, ekspektasi publik terhadap Munafri terbilang tinggi. Beberapa topik yang kerap muncul dalam diskursus media antara lain berkaitan dengan komitmen terhadap reformasi birokrasi, transparansi anggaran, dan penataan ulang pelayanan publik berbasis digital.
Liputan media, baik arus utama maupun kanal sosial, secara umum memberikan ruang apresiasi terhadap berbagai langkah awal yang telah diambil oleh Munafri. Namun demikian, kritik tetap muncul—terutama dalam bentuk pengawasan publik dan desakan atas realisasi konkret dari janji-janji kampanye.
“Sentimen negatif yang hanya berjumlah 5% cenderung bersifat konstruktif, yang pada hakikatnya merupakan bentuk kontrol sosial untuk memastikan proses perubahan tetap berjalan dalam koridor akuntabilitas,” ujar Anwar.
Laporan ini tidak hanya menjadi cerminan citra personal seorang pemimpin, namun juga merefleksikan dinamika demokrasi lokal di Makassar. Data dan analisis ini menjadi alat bantu strategis bagi pemerintah daerah, pemangku kepentingan, serta masyarakat dalam menilai dan mengawal proses tata kelola pemerintahan secara objektif.