Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Opini

“Kader HMI, Katanya…” Catatan Jelang Silaturahmi Regional Kader HMI

18
×

“Kader HMI, Katanya…” Catatan Jelang Silaturahmi Regional Kader HMI

Sebarkan artikel ini

Example 500x700

Nuzri Isla,M.A.P (fungsionaris Kahmi Sulsel)

Lucu juga melihat fenomena yang makin sering terjadi saat ini,Dulu jaman jaman  waktu kuliah strata  satu dekade awal tahun 2000 an,saat penulis aktif melakukan konsolidasi organisasi peng-kaderan HMI,mulai dari tingkatan komisariat,koordinator  komisariat tingkat universitas ,sampai ke level HMI Cabang,begitu sulitnya melakukan rekrutmen kader,selain mahasiswa saat itu  terpacu untuk menyelesaiakan study di perguruan tinggi lebih cepat dengan adanya kebijakan mengenai semester pendek atau semester antara ,yang merupakan kelas tambahan diluar jadwal perkuliahan reguler,praksis mempengaruhi pola peminatan mahasiswa untuk aktif kegiatan ekstra kokurikuler sehingga kerumitan utama Adalah meyakinkan bahwa masuk ke organisasi ini memiliki nilai tambah.

Penulis masi ingat betul,mana kala Ketika itu HMI lewat depan kampus mereka  pura-pura sibuk.
Tapi saat para mahasiswa itu setelah menyelasaiakan S1 selesai dan mulai cari posisi,Tiba-tiba muncul pengakua; “Saya ini kader HMI, lho.” Katanya sih pernah ikut basic training.
Tapi setelah itu, jejaknya hilang seperti sinyal HP di pelosok kepulauan.Tidak ada diskusi, tidak ada kontribusi, apalagi aksi.Paling banter, pernah ikut buka puasa Bersama di sekretariat Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) — itu pun cuma sekali,karena ajakan dari lingkaran pertemanan. ​Lalu sekarang, saat panggung politik dan peluang jabatan terbuka, Muncul lagi dengan jargon “kader hijau-hitam kader 24 gram” Tiba-tiba fasih bicara istilah “Ini NDP Dinda’,masi baguslah jiak punya literasi percik pemikiran Cak Nur. Sekali lagi fenomena ini tiba-tiba akrab dengan senior, sok akrab dengan junior terlebih saat diadakan pendaftran Komisioner pada Lembaga Lembaga Negara.

Pertanyaannya sederhana: Benarkah kamu kader? Atau hanya sekadar pernah ikut kaderisasi, lalu menghilang?Karena menjadi kader bukan soal pernah ikut LK 1,Tapi soal proses, loyalitas, dan kontribusi nyata.Kader bukan hanya gelar, tapi karakter. Dan karakter itu dibentuk — bukan diklaim sepihak saat sudah butuh.Tapi ya sudahlah…Kalau mengaku kader saja bisa memperlancar jalan ke kursi kekuasaan. Mungkin itu sebabnya HMI terlihat ramai saat musim pemilu,masa masa rekrutmen penyelenggara pemilu,lembaga lembaga negara,DanKemudian akan sepi saat musim perjuangan. 

Menghadapi siapa saja yang mengaku sebagai kader HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) membutuhkan sikap yang bijaksana. Penting untuk tidak langsung menuduh atau meragukan pengakuan mereka, tetapi juga tidak langsung mempercayainya secara mentah-mentah. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil,seperti; Verifikasi Identitas,beri Kesempatan untuk Membuktikan tetap Dengan sikap yang bijaksana dan hati-hati, kita dapat menghadapi orang yang mengaku kader HMI dengan baik, tanpa merendahkan mereka atau mengabaikan potensi keanggotaan mereka.Meskipun ada keraguan, berikan kesempatan kepada mereka untuk membuktikan pengakuan mereka.Dengan mengajak mereka untuk partisipasi terlibat dalam kegiatan KAhmI atau kegiatan lain yang relevan untuk melihat bagaimana mereka berkontribusi.Perhatikan apakah mereka benar-benar menunjukkan komitmen dan dedikasi terhadap HMI.

Tanpa bermaksud melakukan penelusuran lebih jauh Jika ada keraguan yang signifikan, konsultasikan dengan pengurus HMI setempat atau cabang yang bersangkutan.Mereka memiliki wewenang dan informasi yang lebih lengkap untuk memverifikasi keanggotaan seseorang karena itu tingkatan cabang yang bersangkutan memiliki wewenang dan informasi yang lebih lengkap untuk memverifikasi keanggotaan seseorang dan agar tak ada keraguan,sebaiknya ditaanyakan langsung apa tujuan mereka mengaku sebagai kader HMI. Apakah untuk kepentingan pribadi, organisasi, atau tujuan lainnya. Perhatikan apakah tujuan mereka sesuai dengan nilai-nilai NDP/NIK HMI.Jika ada indikasi tujuan yang tidak sesuai, jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut atau bahkan menghentikan percakapan.

Semangat  tulisan ini diihwali merespon  rencana akan diadakan Silatreg (silaturahmi regional sulawesi),yang esensinya bertujuan melaksanakan konsolidasi internal juga untuk mengetahui sampai sejauh mana potensi dan kondisi faktual yang dimiliki masing-masing pengurus Majelis Wilayah (MW) dan Majelis Daerah (MD).sebagai mana pesan Koorpres Kahmi Nasional saat hadir beberapa waktu lalu di makassar “Kita harus berani membaca ulang kemampuan intelektual KAHMI di tengah menurunnya kualitas dalam menjawab tantangan dinamika kebangsaan saat ini” Demikian penegasan beliau.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *