Jakarta, 26 September 2025 — Ikatan Alumni Universitas Indonesia Sekolah Kajian Stratejik dan Global Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam (ILUNI UI SKWG KWTTI) menggelar Middle East Update edisi perdana dengan tema “Prospek Solusi Dua Negara Pasca Deklarasi New York”. Diskusi ini berlangsung secara daring pada Jumat (26/9) pukul 19.40–20.40 WIB melalui Zoom Meeting.
Acara dibuka oleh Prof. Dr. Nurul Huda, Ketua Umum ILUNI UI SKSG KWTTI, dan dipandu oleh Dr. Yanuardi Syukur sebagai host. Hadir sebagai pembicara utama Dr. Ryantori, dosen Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama sekaligus Direktur Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES).
Dalam paparannya, Dr. Ryantori menekankan bahwa Deklarasi New York merupakan langkah maju karena negara-negara Barat kini mulai menunjukkan keterlibatan dalam mendukung Palestina dengan dasar kemanusiaan.
Ia menyampaikan optimisme bahwa kemerdekaan Palestina pada akhirnya akan terwujud, meskipun jalan menuju hal tersebut masih memerlukan perjuangan besar baik di tingkat regional maupun internasional.
Ryantori juga menjawab beberapa pertanyaan dari peserta yakni Irfan Afianto, Thobib Al Asyhar, Siti Aisyah Rasyad dan Fahmi Salsabila.
Diskusi yang diikuti oleh 61 peserta itu menghasilkan kesimpulan bahwa Deklarasi New York perlu terus dikaji, diperkaya, dan diperkuat agar dapat benar-benar menjadi pijakan nyata bagi terwujudnya solusi dua negara.
Deklarasi tersebut terdiri dari 42 point penting yang dihasilkan dalam United Nations High-Level International Conference di New York 28-30 Juli 2025. Deklarasi itu juga dilengkapi dengan addendum spesifik tentang penghentian perang, keamanan, respons kemanusiaan, rekonstruksi Gaza dan lainnya.
Sebagai tindak lanjut diskusi, ILUNI UI SKSG KWTTI berinisiatif untuk menyusun policy brief yang akan disampaikan kepada Pemerintah Indonesia.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam mendukung perjuangan Palestina, sejalan dengan sikap Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap Palestina dalam pidatonya di Majelis Umum PBB baru-baru ini.