Jakarta – Menyambut musim haji tahun ini praktisi kesehatan dr. Wachyudi Muchsin SKed, SH, MKes ,C.Med, yang dikenal luas sebagai “Dokter Koboi”, membagikan berbagai tips penting agar para jamaah haji, khususnya lansia dan penderita penyakit komorbid, dapat menjalankan ibadah dengan sehat dan nyaman serta meraih haji yang mabrur.
Sebagai dokter berpengalaman yang telah beberapa kali mendampingi jamaah haji Indonesia, dr. Wachyudi menekankan pentingnya persiapan medis dan edukasi sejak sebelum keberangkatan. Ia juga mengingatkan agar seluruh jamaah tidak lupa melengkapi diri dengan vaksinasi wajib, yaitu vaksin meningitis dan polio, sebagai syarat internasional untuk masuk ke Arab Saudi sekaligus perlindungan dari penyakit menular di daerah endemis.
Ia menegaskan bahwa sekitar 95 persen rangkaian ibadah haji bersifat fisik, mulai dari thawaf, sai, wukuf, hingga berjalan kaki di bawah terik matahari saat lontar jumrah. Oleh karena itu, sangat dianjurkan agar jamaah rutin berlatih jalan kaki sebelum keberangkatan untuk melatih kebugaran tubuh dan daya tahan.
Salah satu ancaman kesehatan utama yang dihadapi jamaah haji adalah heat stroke. Dr. Wachyudi menjelaskan bahwa heat stroke adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika suhu tubuh meningkat drastis hingga di atas 40°C, disertai kegagalan mekanisme pendinginan tubuh. Gejalanya meliputi kulit panas dan kering, kebingungan, pusing hebat, denyut nadi cepat, hingga kehilangan kesadaran. Jika tidak ditangani segera, heat stroke dapat berakibat fatal.
Untuk menghindarinya, jamaah diimbau menjaga hidrasi dengan rutin minum air, menggunakan pelindung panas seperti topi dan kacamata hitam, serta menghindari aktivitas berat pada siang hari. Beristirahat yang cukup dan mengenakan pakaian berbahan ringan juga sangat dianjurkan.
Khusus bagi jamaah lansia, perlu perhatian ekstra. Daya tahan tubuh yang menurun membuat mereka lebih rentan terhadap dehidrasi, kelelahan, dan komplikasi penyakit kronis. Oleh karena itu, penggunaan kursi roda jika diperlukan, pendampingan dari keluarga atau petugas, serta pemantauan rutin menjadi sangat penting. Jamaah juga sangat dianjurkan membawa obat-obatan pribadi beserta surat keterangan medis, terutama jika memiliki riwayat hipertensi, diabetes, atau gangguan jantung.
Pengalaman dr. Wachyudi sebagai dokter pendamping jamaah menunjukkan bahwa sebagian besar kasus kegawatdaruratan kesehatan saat haji sebenarnya dapat dicegah jika ada kesiapan fisik, edukasi dini, dan kepatuhan terhadap anjuran medis.
Selain menjaga fisik, ia menekankan bahwa menjaga akhlak dan spiritualitas juga menjadi bagian penting dari ibadah haji. “Menjadi pribadi yang sabar, peduli, dan saling membantu selama di Tanah Suci adalah bagian dari kesempurnaan ibadah yang membawa kita pada haji yang mabrur,” pungkasnya.
Dengan persiapan yang menyeluruh, jamaah diharapkan dapat menjalani seluruh rangkaian ibadah haji dengan aman, sehat, dan penuh keberkahan imbuh dokter yudi