JAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir sebagai wujud kepedulian negara untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan asupan makanan yang sehat dan aman.
Namun, di balik semangat mulia tersebut, ada satu elemen kecil yang sering luput dari perhatian wadah makanan atau omprengan.
Banyak kasus keracunan pangan bukan hanya berasal dari bahan makanan yang tidak segar, tetapi justru dari peralatan makan yang tidak higienis.
Omprengan yang tidak dicuci dengan benar, masih menyisakan minyak tengik, sabun yang tidak dibilas sempurna, atau dibiarkan lembap dalam keadaan tertutup, bisa menjadi sarang bakteri berbahaya.
“Wadah bersih mencegah kontaminasi silang antara makanan matang dengan bakteri sisa makanan sebelumnya,” ucap Staf khusus Kepala BPOM Bidang Kebijakan Pengawasan Sediaan Farmasi dan
Pangan Olahan, Nor Andi Arina Wati Arsyad, Kamis (16/10/2025).
Air bilasan terakhir harus bersih, bukan dari air genangan.Omprengan harus dikeringkan, jangan langsung ditutup saat masih basah. Gunakan sabun food grade, bukan deterjen keras yang meninggalkan residu kimia
Jika wadah makan tidak steril, maka makanan bergizi bisa berubah menjadi sumber penyakit. Padahal, sterilisasi sederhana dapat menyelamatkan satu generasi dari ancaman keracunan pangan.
Peran Keluarga dan Sekolah Sangat Penting. MBG bukan hanya tentang membagikan makanan, tetapi juga tentang membangun budaya aman pangan sejak dini.
Guru, orang tua, hingga petugas dapur perlu memahami bahwa wadah bersih adalah bagian dari sistem keamanan pangan nasional. Ingat, Makanan sehat harus disajikan dalam wadah yang sehat pula.
Melalui edukasi, sertifikasi sarana, hingga pengawasan langsung, BPOM berkomitmen memastikan setiap proses MBG termasuk kebersihan omprengan memenuhi standar keamanan pangan nasional dan internasional.
Sterilkan omprengannya, lindungi anak-anak kita dari keracunan pangan. MBG bukan sekadar makan gratis ini adalah investasi kesehatan bangsa.
Omprengan yang tidak dibersihkan dengan benar atau ditutup dalam keadaan lembap dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri dan jamur. Meski terlihat bersih, sisa minyak, busa sabun, atau air bisa menyimpan mikroorganisme berbahaya.
Bakteri seperti E. coli dapat menyebabkan diare berat dan kram perut, yang berujung pada dehidrasi hingga penurunan kesadaran.
Salmonella bisa menyebabkan demam tinggi, muntah, dan gangguan pencernaan berkepanjangan, membuat anak lemas dan tidak mampu menyerap gizi dari makanan.Staphylococcus aureus memproduksi racun yang bekerja cepat anak bisa mengalami mual hebat dan muntah hanya 1–2 jam setelah makan
Jamur dan spora dari wadah lembap dapat memicu alergi, infeksi usus, hingga gangguan pernapasan, terutama bagi anak dengan imun tubuh yang belum kuat.
Keracunan pangan akibat omprengan tidak steril bukan sekadar sakit perut biasa. Dampaknya dapat mengganggu konsentrasi belajar, menurunkan kondisi gizi, menyebabkan rawat inap, bahkan mengancam keselamatan jiwa jika tidak ditangani dengan cepat.