Gorontalo, 20 Oktober 2025 — Momentum Hari Santri tahun ini menjadi momen istimewa bagi para alumni Pondok Pesantren Hubulo. Melalui Ikatan Keluarga Pesantren Hubulo (IKPH), para alumni meluncurkan sebuah karya kolektif berupa buku kumpulan tulisan bertema “Santri Hubulo: Membangun dan Mencerdaskan Masyarakat Gorontalo.”
Editor buku, Faisal Pakaya menjelaskan, ide penulisan buku ini lahir dari semangat untuk memperkuat ikatan alumni sekaligus memperingati Hari Santri dengan karya nyata.
“Kami ingin menunjukkan bahwa santri tidak hanya berdakwah lewat mimbar, tetapi juga lewat tulisan. Buku ini adalah bentuk dedikasi dan cinta kepada pesantren dan negeri,” ujar Faisal Pakaya.
Sebanyak lebih dari 30 alumni berpartisipasi dalam buku ini, menuliskan pengalaman mereka selama menjadi santri di Hubulo—mulai dari kenangan masa mondok, perjuangan menuntut ilmu, hingga kiprah mereka di tengah masyarakat. Buku ini menjadi wadah refleksi dan apresiasi atas perjalanan panjang pendidikan pesantren Hubulo yang telah melahirkan banyak tokoh di berbagai bidang.
Pimpinan Pondok Pesantren Hubulo, Hj. Rachmayanti Monoarfa, menyambut baik karya tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi penulisan buku ini karena mempererat silaturrahmi dan ukhuwah di antara para alumni. Saya juga menganjurkan agar buku ini dikirim ke keluarga besar almarhum pendiri pesantren, Drs. H. Thayeb Muhammad Gobel, serta ke Dewan Penasehat Pesantren Hubulo,” tutur Umi Yanti, sapaan akrab beliau.
Wakil Pimpinan I Bidang Pendidikan, Ust. Ikromi, S.HI, menilai buku ini dapat menjadi sarana promosi positif bagi dunia pesantren.
“Semoga dengan membaca buku ini, masyarakat lebih mengenal kehidupan pesantren. Orang tua pun akan semakin percaya untuk menyekolahkan anak-anaknya di Hubulo,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Pimpinan II Bidang Kesantrian, H. Ansar Mobilingo, S.HI, menambahkan bahwa buku ini menginspirasi santri untuk terus berkarya di bidang literasi.
“Isi buku ini luar biasa, menggambarkan kehidupan santri secara autentik. Semoga ini menjadi awal dari tradisi literasi yang terus berkembang di kalangan santri Hubulo,” katanya.
Editor buku, Faisal Pakaya, juga menegaskan pentingnya tradisi menulis di dunia pesantren.
“Tradisi menulis adalah bagian dari warisan keilmuan Islam. Dengan menulis, santri turut melestarikan ilmu dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Peluncuran resmi buku ini akan dilaksanakan bersamaan dengan Puncak Peringatan Hari Santri Nasional 2025 pada 22 Oktober 2025. Tahun ini, Upacara Hari Santri tingkat Provinsi Gorontalo dipusatkan di Pondok Pesantren Hubulo, bekerja sama dengan Kanwil Kementerian Agama, Pemerintah Provinsi Gorontalo, Bank Indonesia, DPW Hebitren, dan pesantren se-Provinsi Gorontalo.
Rangkaian acara juga akan diisi dengan Dialog Nyantri bertema “Relasi Santri dan Kiai dalam Pendidikan Pesantren.”
Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh semangat baru di kalangan santri dan alumni untuk terus menulis, berkarya, serta memperkuat peran pesantren dalam menjaga NKRI dan membangun peradaban bangsa—sejalan dengan tagline Hari Santri 2025: Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.
Buku ini diedit oleh Faisal Pakaya, Tri Uswatun Hasanah, Sitti Rachmi Masie dan Yanuardi Syukur. Sambutan oleh Ketua IKPH Hadi Sutrisno Daud dan Prolog oleh Dr. KH. Nashiruddin Cholid.