Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Berita

Dihadapan Taruna Ikrar, Kelakar Ustad Das’ad Latief: “Bukan Pangan Kalau Tidak Aman, Tanya ke BPOM, Bukan yang Lain!”

11
×

Dihadapan Taruna Ikrar, Kelakar Ustad Das’ad Latief: “Bukan Pangan Kalau Tidak Aman, Tanya ke BPOM, Bukan yang Lain!”

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Suasana santai namun penuh makna tampak di Kantor Pusat BPOM RI, Jalan Percetakan Negara, Jakarta, saat Ustad kondang Dr. Das’ad Latief bersilaturahmi dengan sahabat lamanya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D. Rabu 22 Oktober 2025.

Kunjungan tersebut berlangsung hangat, diselingi tawa, cerita, dan nasihat bijak khas Ustad Das’ad. Dalam perbincangan ringan, sang dai yang dikenal cerdas dan humoris itu menyinggung pentingnya peran BPOM dalam menjaga keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.

Example 500x700

“Bukan pangan kalau tidak aman, dan kalau mau tahu aman atau tidaknya, tanya ke BPOM, bukan yang lain!” ujar Ustad Das’ad sambil tertawa, disambut senyum hangat Prof. Taruna Ikrar.

Ucapan itu sontak mengundang tawa para staf yang hadir, namun juga mengandung pesan mendalam tentang pentingnya BPOM sebagai garda terdepan penjaga mutu dan keamanan produk yang dikonsumsi masyarakat.

Prof. Taruna Ikrar menyambut baik kehadiran sahabatnya itu dan mengapresiasi perhatian para tokoh agama terhadap edukasi publik di bidang kesehatan dan pangan.

“Kami di BPOM sangat terbuka untuk bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan ulama dalam meningkatkan literasi keamanan pangan dan obat. Edukasi berbasis moral dan spiritual adalah kekuatan besar untuk membentuk kesadaran masyarakat,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Prof. Taruna juga menjelaskan bahwa sinergi lintas sektor menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan pangan dan obat di Indonesia. Ia memaparkan bahwa BPOM kini mendorong program Academic,Business,Government (ABG) , sebuah konsep kolaborasi strategis antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah untuk memperkuat sistem pengawasan berbasis sains, inovasi, serta pemberdayaan masyarakat.

“ABG ini bukan hanya sinergi birokrasi dan industri, tapi juga wadah moralitas kebangsaan. Kita ingin setiap langkah pengawasan, inovasi, dan kebijakan berpihak pada masyarakat, terutama UMKM pangan dan obat tradisional,” jelas Prof. Taruna.

Mendengar penjelasan itu, Ustad Das’ad menyampaikan apresiasi mendalam terhadap kiprah dan karya Prof. Taruna Ikrar selama memimpin BPOM RI.

“Saya mengikuti kiprah beliau, dari dunia akademik sampai sekarang di BPOM. Luar biasa. Di tangan Prof. Taruna, BPOM bukan hanya lembaga pengawas, tapi juga pusat peradaban — karena beliau menanamkan nilai ilmu, moral, dan kemanusiaan. Ini bukan pekerjaan administratif, tapi pengabdian,” tutur Ustad Das’ad dengan nada haru.

Ia menambahkan, di era ketika banyak lembaga berlomba membangun citra, Prof. Taruna justru menegaskan kembali esensi BPOM sebagai penjaga amanah publik memastikan setiap obat, pangan, dan kosmetik yang beredar membawa keberkahan, bukan mudarat.

“BPOM di bawah Prof. Taruna menjadi contoh bahwa integritas itu nyata, bukan slogan. Saya salut dan bangga — beliau bukan hanya ilmuwan, tapi juga pejuang kemanusiaan,” ucap Ustad Das’ad disambut tepuk tangan hadirin.

Pertemuan dua tokoh ini menjadi simbol harmoni antara sains dan nilai-nilai agama dalam mewujudkan Indonesia yang sehat, aman, dan berdaya. Dengan gaya khasnya, Ustad Das’ad menutup kunjungan dengan doa agar BPOM selalu diberi kekuatan dan keikhlasan dalam menjalankan amanah besar bagi bangsa.

“Kalau makanan itu membawa berkah, maka di dalamnya harus ada keikhlasan dan keamanan. Itulah kerja besar BPOM yang perlu kita doakan,” tutupnya dengan senyum.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *