MAKASSAR – Dalam beberapa hari terakhir ini, warga Jalan Toa Daeng III, khususnya Lorong Masjid Nurul Muttahid, mengeluhkan ketentraman mereka di malam hari. Pasalnya, suasana tidur dan kondisi istirahat mereka sangat terganggu.
Musababnya adalah adanya pengerjaan proyek pengecoran jalan.
Akibat lain dari aktivitas tersebut, debu beterbangan ke mana-mana, bahkan sampai ke dapur, tempat tidur dan perabot rumah tangga. Semua berdebu.
“Sudah beberapa hari kami tidak bisa nikmati tidur nyenyak,” ujar Dr H Sulthani SH MH, salah seorang Advokat yang menjadi warga Jalan Toa Daeng III, Sabtu, 21 September 2025. Sebenarnya, menurut dia, kalau pelaksana proyek memakai mobil molen kecil, kondisinya tidak separah sekarang. Pihaknya tidak terganggu. Masalahnya yang dipakai molen besar.
“Rumah dan perabot rumah kami juga mandi debu, pagar rumah jadi kotor karena kecipratan campuran semen,” katanya.
Dia berharap, proyek tersebut sesuai rencana anggaran biaya (RAB), baik volume maupun material sehingga memenuhi standar kualitas dan kuantitas proyek, Kalau tidak sesuai RAB, terpaksa akan dilaporkan ke Aspidsus Kejati Sulsel. Selain itu, kontraktor juga sebaiknya tidak hanya mempertimbangkan kepentingan dirinya, tapi peduli juga terhadap warga sekitar. “Silakan proyek dilaksanakan, tapi jangan ganggu tidur kami, jangan kotori rumah dan lingkungan kami. Kami juga mau sehat, kalian tentu mau keuntungan. Jadi silahkan dapat untung tapi jangan rugikan kami,” katanya.
Hingga saat ini, pelaksana proyek belum berhasil dihubungi untuk dimintai tanggapannya atas keluhan warga ini.
Namun, sesuai papan bicara yang dipasang, proyek ini berasal dari dana APBD Kota Makassar melalui Dinas Pekerjaan Umum sebesar Rp806.692.700. Proyek dikerjakan dengan perusahaan penyedia CV Sumber Tehnik, Konsultan CV Milana Consultant. Waktu pengerjaan mulai 25 Agustus 2025, hingga 75 hari kalender. (*)