MAKASSAR – Makassar dalam arti sesungguhnya menyala. Dua gedung wakil rakyat di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan ini tinggal puing-puing. Gedung DPRD provinsi dan DPRD kota dibakar dan ludes di waktu hampir bersamaan, Sabtu, 30 Agustus 2025, dini hari. Sejarah protes warga atas rangkaian kebijakan negara dicatat di lembaran kelam.
Tiga nyawa aparatur sipil negara ikut melayang saat mencoba menyelamatkan diri dari kobaran api. Kelompok massa melampiaskan amarah di dua simbol perwakilan rakyat di kota terbesar di timur Indonesia ini dengan anarkis.
Setelah dibakar massa, menyala, dan membara sejak Jumat, 29 Agustus 2025, malam, akhirnya Sabtu, 30 Agustus 2025, dini hari, gedung peninggalan Orde Baru itu ludes. Tinggal puing. Api menyala sekitar pukul 20.00 WITA. Ini sekitar 3 jam setelah massa memblokade jalan akses di sejumlah ruas jalan kota.
Selamat tinggal gedung wakil rakyat. Gedung 135 politisi dari 10 partai hasil pilihan rakyat pada pemilu legislatif 2024 lalu.
Pukul 01.21 WITA, seribuan warga ikut menyaksikan api merubuhkan fasad dan ubun-ubun dua gedung. Aparat dan armada pemadam kebakaran juga tak kuasa meredam api kemarahan ratusan kelompok massa.
DPRD Sulsel di Jl. Urip Sumiharjo adalah kantor 85 wakil rakyat dari 24 kabupaten/kota. Sedangkan DPRD Kota Makassar, di Jl. AP Pettarani, adalah ruang kerja bagi 50 anggota parlemen dari 15 kecamatan.