Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Berita

Lembaga Falakiyah NU Sulsel dan BMKG Wilayah IV Gelar Observasi Gerhana Bulan Total

10
×

Lembaga Falakiyah NU Sulsel dan BMKG Wilayah IV Gelar Observasi Gerhana Bulan Total

Sebarkan artikel ini

Makassar, 7 September 2025 — Fenomena alam langka gerhana bulan total akan menghiasi langit Indonesia pada Minggu malam hingga Senin dini hari, 7–8 September 2025.

Menyambut momen tersebut, Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menggelar kegiatan observasi terbuka di Rooftop Kantor BMKG Wilayah IV, yang mencakup wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara.

Example 500x700

Berdasarkan data dari BMKG, rangkaian gerhana dimulai dengan fase penumbra pada pukul 23.26 WITA, kemudian berlanjut ke fase gerhana sebagian pada pukul 00.26 WITA, hingga memasuki puncak gerhana total pada pukul 02.11 WITA. Pada puncak ini, bulan akan tampak berwarna merah tembaga atau yang sering disebut sebagai blood moon. Fase gerhana total berakhir pada pukul 02.53 WITA, sementara fase penumbra sepenuhnya selesai pada pukul 04.56 WITA. Fenomena ini dapat disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan.

Ketua Kelompok Kerja Geofisika BBMKG Wilayah IV Makassar, R. Jamroni, S.T., M.T., menjelaskan bahwa gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus. “Cahaya Matahari yang biasanya menerangi bulan terhalang oleh bumi. Bulan kemudian masuk ke bayangan inti bumi atau umbra sehingga tampil berwarna kemerahan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Sulawesi Selatan, Prof. Fatmawati, S.Ag., M.Ag., yang akrab disapa Hilal, menekankan makna religius di balik fenomena ini. “Gerhana bulan bukan hanya peristiwa astronomi, tetapi juga mengingatkan kita akan kebesaran Allah SWT. Dalam Islam, umat dianjurkan melaksanakan salat gerhana saat terjadi fenomena ini. Secara ilmiah, warna kemerahan Bulan disebabkan oleh pantulan cahaya Matahari yang membelok oleh atmosfer Bumi ketika Bulan sepenuhnya masuk ke dalam umbra,” katanya.

Kegiatan observasi ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi dan syiar ilmu falak, sekaligus mempererat kolaborasi antara BMKG Wilayah IV Makassar dan Lembaga Falakiyah NU Sulsel dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang fenomena alam semesta.

Irfan Suba Raya

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *