Jakarta, Suasana hangat penuh keakraban terasa ketika Duta Besar Indonesia untuk India, Ina Hagniningtyas Krisnamurthi, menyambangi kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI di Jalan Percetakan Negara, Jakarta. Kehadirannya disambut langsung oleh Kepala BPOM RI, Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., yang selama ini dikenal sebagai tokoh visioner dengan obsesi menghadirkan obat murah, berkualitas, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.(3 september 2025)
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari lawatan Taruna Ikrar ke India pada April 2025 lalu. Di sana, beliau menjalin komunikasi strategis dengan para regulator, pelaku industri farmasi, dan lembaga riset India yang selama ini dikenal sebagai pusat produksi obat generik dunia. Dukungan dari Dubes Indonesia untuk India menjadi sinyal kuat bahwa diplomasi kesehatan tidak berhenti pada tataran wacana, melainkan terus bergerak menuju aksi nyata.
Prof. Taruna Ikrar menegaskan, akses masyarakat terhadap obat murah dan berkualitas adalah hak fundamental yang harus dijaga negara. Dengan kapasitas India sebagai “apotek dunia” dan kekuatan regulasi BPOM, kolaborasi Indonesia–India diyakini mampu menghasilkan solusi konkret: dari transfer teknologi, joint audit mutu, hingga percepatan riset dan produksi obat-obatan esensial di dalam negeri.
“Kita tidak hanya bicara kedaulatan kesehatan, tetapi juga keadilan sosial. Obat murah bukan sekadar slogan, melainkan obsesi yang harus diwujudkan bersama,” ujar Taruna Ikrar dalam sambutannya.
Dubes Ina Hagniningtyas menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Taruna Ikrar yang mampu memadukan diplomasi akademik, bisnis, dan pemerintahan (ABG).
“Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat produksi obat murah di kawasan. India siap berbagi pengalaman, teknologi, dan jaringan industrinya. Dengan kepemimpinan Prof. Taruna Ikrar, saya yakin kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi jutaan rakyat Indonesia,” ungkap Dubes Ina.
Pertemuan ini menjadi momentum berharga. Selain membangun jalur produksi obat yang lebih murah, kolaborasi juga diarahkan untuk memperkuat sistem regulasi yang transparan dan berstandar global, sehingga masyarakat tidak hanya mendapatkan obat dengan harga terjangkau, tetapi juga aman, bermutu, dan berkhasiat.
















