Makassar, 28 Desember 2024 – Brigade Muslim Indonesia (BMI), sebuah organisasi masyarakat Islam, mendesak Annar Salahuddin Sampetoding (ASS), tersangka kasus uang palsu, untuk mengungkapkan aktor intelektual di balik kejahatan tersebut. Ketua BMI, Muhammad Zulkifli, menyatakan kecurigaan bahwa kasus ini melibatkan tokoh-tokoh besar lainnya di luar ASS dan Dr. Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar yang juga terjerat kasus yang sama.
Zulkifli mengatakan, berbagai pemberitaan terkait kasus ini mengindikasikan keterlibatan pihak lain yang lebih besar. “Kalau kita membaca pemberitaan belakang ini, sepertinya bukan cuma ASS dan Dr. AI yang merupakan otak dari pembuatan uang palsu, kami sangat curiga bahwa masih ada tokoh besar lain yang kemungkinan menjadi otak dari pembuat dan peredaran uang palsu,” ujarnya dalam keterangan pers Jumat malam (27/12/2024).
BMI juga menyoroti isu keterkaitan ASS dengan tim pemenangan salah satu pasangan calon gubernur dalam pemilihan gubernur lalu. Hal ini semakin memperkuat kecurigaan akan adanya aktor intelektual yang lebih besar dan terorganisir di balik kasus uang palsu tersebut.
“Sehingga menurut kami isi kotak pandora itu hanya diketahui oleh ASS dan AI, dan tentunya kita harap kotak pandora itu harus dibuka selebar-lebarnya,” tambah Zulkifli. Ia berharap pemeriksaan ASS oleh penyidik Polres Gowa dapat mengungkap seluruh jaringan dan aktor intelektual yang terlibat, sehingga kasus ini dapat dituntaskan hingga ke akar-akarnya.
BMI mendesak aparat penegak hukum untuk melakukan investigasi yang menyeluruh dan transparan untuk mengungkap seluruh jaringan pelaku dan aktor intelektual di balik kasus uang palsu ini. Mereka berharap kasus ini tidak hanya berhenti pada penangkapan ASS dan Dr. Andi Ibrahim, tetapi juga mengungkap pihak-pihak lain yang terlibat dan bertanggung jawab atas kejahatan ini.