Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-80. Tentunya, di usia yang ke-80 ini, ada begitu banyak pengorbanan bermakna yang telah diberikan oleh para founding fathers kita.
Mestinya, 17 Agustus bukan sekadar ajang seremonial, melainkan momentum refleksi untuk memproyeksikan masa depan Indonesia yang lebih baik.
Kata “Kedaulatan Rakyat” masih sering menjadi slogan dan jauh dari cita-cita ideal.
Tanah yang tidak dikelola dirampas oleh pemerintah, lapangan pekerjaan kian sempit, perampasan terhadap ruang-ruang demokrasi semakin massif dilakukan oleh APH, sementara pajak terus naik tanpa memandang penderitaan rakyat. Hingga akhirnya lahirlah narasi “Bergerak dipajaki, berdiam dirampas, dan bersuara dianggap memberontak.”
Memang betul bahwa di usia yang matang ini kita perlu sesekali melihat ke bawah, menyadari bahwa pencapaian kita hari ini adalah impian bagi beberapa bangsa lain. Namun, itu tidak berarti ketika kita berhenti berbenah.
Kemerdekaan sejati adalah ketika rakyat dapat hidup layak dan menatap masa depan dengan penuh harapan. 80 Tahun bukanlah akhir, melainkan pengingat bahwa perjuangan kita belum usai.