Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

”KEJAR DAKU KAU KUTANGKAP: Dunia Penjara Tanpa Jeruji”

4
×

”KEJAR DAKU KAU KUTANGKAP: Dunia Penjara Tanpa Jeruji”

Sebarkan artikel ini

Oleh: Munawir Kamaluddin

Pernahkah engkau berlari mengejar sesuatu, lalu justru engkau yang ditangkap oleh apa yang kau kejar?

Example 500x700

Apakah dunia ini tempat perhentian, atau hanya persinggahan semu yang sering kita anggap abadi?

Mengapa manusia yang mengejar dunia sering kehilangan dirinya, dan justru tak pernah menemukan makna sejatinya?

Tidakkah kau merasa, semakin mengejar harta, kuasa, dan kemegahan, jiwa kita justru makin kosong dan kehilangan arah?

Apakah dunia ini sedang kau genggam, atau justru engkaulah yang sedang digenggam oleh dunia?

Renungkanlah… karena terkadang yang tampak kita kendalikan, sesungguhnya sedang mengendalikan kita.

Yang tampak kita cintai, justru sedang menawan kita dalam jeruji fatamorgana.

Oleh karena itu, dalam hening malam yang tidak selalu sunyi, ada jiwa yang bertanya lirih pada dirinya sendiri:

“Mengapa aku merasa lelah, padahal aku sedang berlari menuju apa yang kusebut sebagai kebahagiaan?”

Apakah kau pernah merasakannya? Berjalan cepat, berlari kencang, menggapai ini dan itu…,Tapi di ujung sana, justru kau merasa makin jauh dari dirimu sendiri?

Kita menyangka sedang mengejar dunia, padahal yang terjadi, dunialah yang sedang menggiring kita masuk ke dalam jeratnya, perlahan, halus, penuh ilusi. Kita mengejarnya dengan harap, tapi ia memeluk kita dengan racun.

Kita menyambutnya dengan tangan terbuka, namun ia membelenggu kita dengan rantai yang tak terlihat, rantai keserakahan, gengsi, dan kepalsuan.

Dunia itu seperti bayangan,
Semakin dikejar, semakin menjauh.
Namun saat kita berpaling darinya demi Allah, ia justru mendekat dengan tunduk.

Kita sering tak sadar, yang kita kejar bukan kebutuhan, melainkan keserakahan.

Yang kita cintai bukan kebenaran, tapi kemegahan. Kita menyebutnya perjuangan, padahal itu pelarian. Kita menyebutnya cita-cita, padahal itu jebakan.

Maka, mari bertanya dengan jujur,
Apakah arah langkahku menuju kebahagiaan abadi, atau sekadar mengejar fatamorgana yang membuatku lupa akan rumah sejati yaitu akhirat?

Dunia Manis di Permukaan, Namun Getir didalam

Film klasik “Kejar Daku Kau Kutangkap” pada masa lalu menuturkan cerita cinta penuh pengorbanan.

Tapi dalam tulisan ini, cinta yang dimaksud bukanlah antara dua insan manusia, melainkan cinta manusia pada dunia, sebuah cinta yang buta, yang menyilaukan, yang menyesatkan, yang menjerat.

Dunia itu manis di permukaan,
namun getir di dalam. Ia bersolek dalam bentuk gemerlap, harta, kuasa, pangkat, ketenaran,
namun menyembunyikan racun yang membutakan jiwa.

Allah SWT. mengingatkan dalam firman-Nya:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ﴾
“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan…” (QS. Al-Hadid: 20

Lihatlah…Betapa banyak orang yang merasa hidupnya penuh prestasi, tapi jiwanya kosong.

Betapa banyak orang yang merasa sukses secara duniawi, namun kehilangan makna.

Ia mengejar dunia seolah-olah dunia akan menyelamatkannya,
padahal dunia hanya menggiringnya pada jurang kelupaan.

Nabi SAW pun telah bersabda:
“حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ”
“Cinta dunia adalah pangkal dari segala kesalahan.”(HR. Baihaqi)

Dunia adalah kendaraan, bukan tujuan. Ia alat, bukan makna.
Siapa yang menjadikannya akhir dari hidupnya, maka ia akan diburu oleh kehampaan.

Umar bin Khattab ra. pernah berkata:
ازهد في الدنيا يحبك الله، وازهد فيما عند الناس يحبك الناس.”
“Zuhudlah terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki orang lain, maka manusia pun akan mencintaimu.”

Keserakahan, hawa nafsu, dan cinta berlebihan pada dunia adalah bagian dari tipu daya syaitan.
Manusia yang tidak mampu bersyukur akan terus merasa kekurangan.

Manusia yang tak bisa mengendalikan diri akan terus merasa ingin dan ingin… hingga ajal menjemputnya dalam keadaan tertipu.

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Ada kalimat sunyi yang sering terabaikan dalam kesibukan kita mengejar dunia, yaitu bisikan nurani dari jiwa yang letih:
“Apakah semua ini benar-benar membawaku pada kebahagiaan… atau justru membuatku kehilangan arah?”

Dunia bukan musuh, tapi ia bisa menjadi jebakan. Semakin kita mengejarnya tanpa keimanan, ia akan semakin menawan kita.
Semakin kita mencintainya secara membabi buta, ia akan semakin menjauhkan kita dari tujuan penciptaan kita.

Seorang ulama salaf berkata:
“من أحب دنياه أضر بآخرته، ومن أحب آخرته أضر بدنياه، فآثروا ما يبقى على ما يفنى”
“Siapa yang mencintai dunia, ia akan mencelakai akhiratnya. Siapa yang mencintai akhirat, ia akan mencelakai dunianya. Maka pilihlah yang kekal daripada yang fana.”

Dunia bukan untuk ditinggalkan, tapi untuk ditaklukkan dengan iman dan hikmah.

Jangan mengejar dunia agar dunia mencintaimu,
Kejar Allah agar dunia mengikutimu dengan takaran yang cukup.

Jangan biarkan dunia hidup dalam hatimu, biarlah ia cukup di tanganmu.

Sebagaimana firman Allah:
“يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ، ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً﴾
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai.”
(QS. Al-Fajr: 27–28)

Maka, wahai jiwa…Pulanglah. Kembalilah pada tujuanmu yang hakiki. Kembalilah pada cahaya, pada makna, pada keabadian.

Karena sesungguhnya, yang paling layak untuk dikejar… bukan dunia.
Tapi keridhaan Tuhan yang menciptakan dunia.

اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا ولا مبلغ علمنا، واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير، والموت راحة لنا من كل شر
“Ya Allah, jangan jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami, jangan pula sebagai puncak ilmu kami. Jadikanlah kehidupan kami sebagai penambah kebaikan, dan kematian sebagai istirahat dari segala keburukan.”

Wallahu A’lam Bis-Sawab🙏 MK

SEMOGA BERMANFAAT
Al-Fakir . Munawir Kamaluddin

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *