Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Uncategorized

Kanwil Kemenag Sulsel Gelar Short Course Moderasi Beragama Bagi Eks Napiter dan Tokoh Masyarakat

4
×

Kanwil Kemenag Sulsel Gelar Short Course Moderasi Beragama Bagi Eks Napiter dan Tokoh Masyarakat

Sebarkan artikel ini

MAKASSAR,- Dalam ajaran Islam, moderasi sudah menjadi bagian dari jati diri seorang Muslim. Jika seseorang betul-betul memahami Islam pasti moderat. Karena Islam itu adalah agama yang bernorma, tidak ekstrim ke kiri atau ke kanan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan, Dr. H. Ali Yafid, saat hadir membuka kegiatan Short Course Moderasi Beragama di Yayasan Rumah Moderasi Makassar, Selasa (22/7/25). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tim Bina Lembaga dan Kerukunan Umat Beragama, Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulsel.

Example 500x700

“Dalam Islam, kita diajarkan untuk berada di tengah – adil, seimbang, dan menghargai perbedaan,” ujarnya.

Ali Yafid menyampaikan, sebagai manusia pasti pernah salah. Namun yang lebih penting adalah kemampuan untuk menyadari kesalahan dan bertobat – sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Adam AS.

“Kita bukan malaikat, bukan juga binatang. Kita adalah makhluk bernorma. Salah itu manusiawi, tapi yang mulia adalah mereka yang sadar, tobat, dan memperbaiki diri. Di situlah makna moderasi dan kemanusiaan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Ali Yafid menekankan, pentingnya menghadirkan ruang-ruang bermakna di tengah masyarakat – bukan hanya sebagai tempat berkumpul, tetapi juga sebagai wadah pertukaran gagasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam semangat silaturahmi dan pembelajaran.

“Hari ini, tempat ini bukan hanya sekadar ngopi, tapi jadi tempat berbagi pengetahuan, menyampaikan nilai, dan mempererat silaturahmi. Di sinilah kita bisa belajar, berdialog, dan menyebarkan energi kebaikan,” jelasnya.
Dikatakan, dalam kegiatan short course ini sangat penting perannya sebagai penyambung pesan-pesan damai di komunitas masing-masing.

Menutup sambutannya, Ali Yafid mengajak seluruh pihak – termasuk BNPT, perguruan tinggi, dan lembaga keagamaan – untuk menjalin kerja sama yang berkelanjutan dalam membumikan nilai-nilai moderasi beragama.

Ketua Bina Lembaga KUB Kemenag Sulsel, H. Mallingkai Ilyas, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya strategis Kementerian Agama dalam memperkuat harmoni sosial dan mencegah berkembangnya paham ekstremisme melalui pendekatan edukatif.

Kegiatan yang berlangsung dua hari, 22 – 23 Juli 2025, bertempat di Yayasan Rumah Moderasi Makassar. Kegiatan ini diikuti 40 peserta yang terdiri dari eks narapidana terorisme (napiter) dan tokoh masyarakat.

“Moderasi Beragama bukan hanya tentang ajaran, tetapi juga tentang sikap dan cara pandang. Eks napiter dan tokoh masyarakat memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing. Itulah mengapa mereka perlu dibekali dengan pemahaman yang utuh dan kemampuan kepemimpinan yang kuat,” ujar Mallingkai.

Short course ini mengangkat tema “Penguatan Peran Tokoh Masyarakat dan Eks Napiter sebagai Agen Moderasi Beragama dan Perdamaian.” Selama dua hari, peserta mengikuti 16 jam pelajaran yang mencakup beragam materi, mulai dari Skenario Thinking, Wawasan Kebangsaan, hingga Kepemimpinan dan Kepeloporan berbasis nilai agama dan budaya lokal.

Materi disampaikan melalui metode ceramah interaktif, diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, dan refleksi evaluatif. Para narasumber terdiri dari pejabat Kemenag Sulsel, Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof Dr. H Irfan Idris, Kasatgaswil Densus 88 AT Polri, instruktur nasional Moderasi Beragama, serta akademisi dan pakar di bidangnya.

“Dari kegiatan ini, diharapkan para peserta tidak hanya memahami nilai-nilai moderasi, tetapi juga mampu menyusun rencana aksi nyata untuk diterapkan di komunitas masing-masing,” tandasnya.

Peserta juga diminta menyusun rencana tindak lanjut sebagai komitmen keberlanjutan peran mereka sebagai duta perdamaian. Dengan semangat toleransi dan kebangsaan, para eks napiter dan tokoh masyarakat ini diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam membumikan nilai-nilai moderasi dan membangun masyarakat Indonesia yang rukun, damai, dan beradab.

Irfan Suba Raya

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *